Sabtu, 10 Desember 2016

Cerita Kamar no 11

Awal bulan november Umar terpaksa harus opname di rumah sakit karena panas tinggi yang tidak kunjung sembuh. Panik dan pasrah karena demam Umar saat masuk UGD mencapai 43celcius. Dokter jaga pun memberikan saran untuk menginap saja. Meskipun kalau di hitung panas Umar masih 24 jam lebih tapi karena demam terlalu tinggi dan obat yang dimasukin ke anus tidak menurunkan panas (malam sebelumnya sudah di bawa ke klinik).
Akhirnya Umar pun merasakan jarum infus. Sebenarnya ga tega juga melihat perawat memasukkan jarum infus. Apalagi saya sendiri yang pegangin tangan Umar supaya tidak menarik jarum infusnya. Berkali - kali saya minta maaf karena harus bikin umar kesakitan. Pengin nangis tapi harus saya tahan. Beruntungnya waktu itu nenda sama kenda lagi di rumah dan ga ada pengajian. Jadi bisa mengantarkan ke UGD. Sambil menunggu kamar nenda dan kenda pulang untuk menyiakan keperluan menginap opname.
Untuk menyiapkan keperluan orang sakit nenda itu ahlinya. Biasanya kalau ada saudara yang sakit, beliau itu paling cekatan dan pasti tidak ada yang tertinggal.
Setelah hampir 45 menit nenda datang dan kamar umar pun belum siap. Padahal bunda udah lelah sangat karena dari malam minggu berjaga kompres badan umar (masuk opname hari ahad malam). Selang beberapa setelah sempat tidur beberapa menit, Alhamdulillah kamar sudah siap dan kami menuju ke kamar.
Saya sendiri memilih kelas satu yang artinya satu kamar untuk dua pasien. Hal yang saya sesalkan belum bikin buat Umar. Kalau Umar ada bpjs mungkin bisa naik kelas ke VIP dan Umar pun nyaman.
Berhubung ruang anak penuh maka Umar ada di ruang bedah dengan satu pasien lagi di kamar no 11 paviliun wijaya kusuma. Sayang beribu sayang ACnya mati. Kalau malam hari panasnya minta ampun. Disitu bunda jadi sedih ga bisa bikin Umar nyaman. 

Penyaki Campak
Pasien satu kamar dengan Umar ternyata cucu dari teman pengajian Nenda. Lumayanlah jadi ga erlalu kaku dan bisa agak sanai karena sudah kenal. Umurnya sekitar tiga tahunan. Panas kata ibunya yang masih sangat muda, cantik dan imut ini panasnya udah hampir seminggu. Sudah dua periksa ke dokter dan yang erakhir suruh datang ke UGD. 
Waktu itu Umar luar biasa rewel dan cuman mau gendong sama Nenda karena mungkin marah sama bundanya kali ya. Bunda jadi sedih nak. Sampai akhirnya mungkin Umar capek dan haus mau nenen bunda lagi. Untungnya ada film bagus yang diputar di global. Dan hampir semaleman saya tidak idur sama sekali subuh. Beruntungnya Umar bagun agak siang jadi sehabis subuh, saya bisa ikutan tidur di kasur gantian Nendanya yang gendong Umar. Paginya Alhamdulillah Aba nya Umar datang ke Rumah Sakit.

Berhubung hari itu pas Minggu jadi memang ada kemungkinan spa tidak visi hanya manager ruangan saja yang akan visit. Saat Manager Visi sempat menanyakan tentang kapan Umar mulai sakit dan aoa aja obat yang dikasih saat periksa ke dokter, mencret atau idak dan Alhamdulillah belajar membaca dari sebuah buku saya bisa menjawab dengan lancar. Karena saya sendiri saa Umar panas mencoba memperhaikan dan mengngat detailnya termasuk urusan suhu tubuh, Itulah pentingnya hermometer.

Sedangkan dengan pasien sebelah (lupa namanya sapa), sang ibu idak bisa menjawab dengan pasti bahkan saa ditanya mulai hari kapan merah-merah di badan keluar pun tidak bisa jawab. Untung ada neneknya yang membantu menjawab. Tapi saya salut dengan kesabaran ibu muda tersebut menghadapi kerewelan anaknya. Ayahnya pernah saya liha membentak anaknya yang rewel dan nangis terus. duh pak, anakmu iu kan rewel karena badannya ga enak.

Menjelang siang ternyata dr. Hery spesialis anak daang visit dan memeriksa hasil lab darah. Alhamdulillah semua hasil Umar Normal. Hanya saja ternyata pasien sebelah positif terkena Campak. Memang sech dokter manager pun sudah menduga itu campak. Saya pun akhirnya melihat langsung tanda-tanda kemerahan campak. Setelah dokter pergi selang setengah jam ada perawat yang menyuruh pasien tersebu untuk pindah ke atas karena harus di isolasi takut nanti akan menular (setelah pindah kamar sempat bertemu dengan ibu muda iu dan bilang kamarnya enak ac nya nyala hiks).

Jadi menurut dokter Hery, walaupun anak kita usia sembilan bulan sudah imunisasi campak, masih ada kemungkinan akan terkena penyakit tersebut. Tapi efek yang ditimbulkan tidak separah bila tidak imunisasi. Dan imunisasi campak pun harus di booster ulang pada usia tertentu. Alhamdulillah dapat ilmu lagi.

Hernia
Malamnya saya pikir akan berdua saja dengan suami tanpa ada pasien lain. Nyatanya jam sepuluh malam ada pasien lagi yang masuk. Usianya sekitar dua tahunan mungkin ya. Sempat ngobrol dengan saudaranya yang mengantar ternyata anak iu (lupa lagi namanya sebut saja Agus ya heheh) ada benjolan di sekitar selangkangan. Sempat ke dokter dan di rujuk ke rumah sakit ini unuk operasi. Karena Agus kesakitan bila batuk. Kasian juga melihatnya apalagi sepertinya bukan keluarga yang berada. Mereka tadinya memilih kelas tiga atau dua tapi penuh. Akhirnya kelas satu karena memang sang anak harus operasi.

Satu hal yang bikin lucu adalah sekeluarga ikut menginap di kamar ini. Kadi orang tua pasien,pasien dan juga kedua kakaknya yang udah kerja lbo (sebenarnya masih usia sekolah tapi kata ibunya mereka lebih milih kerja).
Pasien sebelah pulangny juga lebih cepat dari Umar. Setelah operasi besoknya langsung pulang.

Ada banyak pengalaman yang saya alami saat Umar sakit. Melihat bagaimana orang tua yang sabar menghadapi rengekan anaknya, anak yang harus sabar meladeni orang tua yang sakit atau tentang kesabaran dalam mengontrol emosi. Terkadang lelah,lapar dan stres justru lebih membuat emosi.

Saat Umar tidur saya sempat berkata dalam hati "sembuh nak..bunda janji kamu boleh main kemana aja..bunda ga akan ngeluh capek lagi".
Rasanya sedih kalau liat anak harus di infus dan di suntik di infusnya. Karena pasti rasanya pegel dan sakit.

Pelajaran yang bisa diambil dari semua ini:
1. Saat anak sakit coba perhatikan kondisi anak sedetail mungkin karena akan membantu dokter dalam diagnosa.
2. Selalu sedia thermometer untuk cek suhu panas badan anak. Kalau sekirany sudah 39 alangkah baiknya langsung ke dokter.
3. Buat orang tua yang menjaga anandanya sakit harus tetap positif thinking dan jangan lupa makan!!penting banget karena butuh tenaga ekstra.
4. Bawa baju yang suci untuk sholat. Yes jangan pernah tinggalkan sholat ya.

Mudah mudahan bermanfaat ya cerita kamat no 11. Mudah -mudahan keluarga kita selalu diberikan kesehatan. AMIINN

Kalau teman - teman sendiri ada cerita tentang rumah sakit ga?sharing yuk

Nb : foto menyusul ya postingan pake hp.