Jumat, 20 Mei 2016

Milestone Delapan Bulan Umar


Alhamdulillah bulan ini Umar sudah ulang bulan yang ke 8. Alhamdulillah makin lincah dan makin bikin orang rumah sport jantung hehehe. Sebenarnya saya sendiri kurang begitu paham pakem milestone delapan bulan seperti apa. Tapi kalau saya perhatikan Umar, setiap bulan selalu ada hal yang baru yang dia kuasai. 

Selasa, 10 Mei 2016

Tradisi Mudun Lemah Semakin Menghilang



                Mom’s, Kali ini saya pengin cerita tentang tradisi Mudun Lemah yang hampir mirip dengan tedhak sinten. Tradisi ini masih sangat familiar di desa kami. Kebetulan Umar sudah berusia tujuh bulan dan uyutnya udah ga sabar banget pengin liat Umar “Mudun Lemah”. Oiya Mom’s, tradisi ini belakangan sudah mulai memudar. Sekarang para ibu biasanya mengambil praktisnya saja. Pesan bubur cadhil lalu dibagikan ke tetangga tanpa adanya ritual. Saya malah tadinya ga akan ngadain tradisi mudun lemah dana lagi mepet banget. Eh Alhamdulillah ada sayang sama Umar, jadi dech bikin Tradisi Mudun Lemah. Kalau kata Nenda sech di niatian aja sodaqoh.

                Ada banyak hal yang harus dipersiapkan dalam Tradisi Mudun Lemah.
·         Untuk makanannya : Bubur Cadhil, ketan, bubur merah dan bubur putih.
·         Untuk yang di nampan yang akan dipilih Umar sesuai selera ya. Kalau Umar kemaren : Bus (karena ga punya mobil-mobilan), uang, Tasbih, Juz Amma, Buku tulis, Pulpen dan mainan bola.
·         Uga Rampai : Layah 9 buah, jarik atau kain tiga buah, beras dalam palstik satu kg, jengkok atau tempat duduk buat nyuci (duh bahasa indonesianya apa ya), kurungan ayam, beras kuning dan uang recehan, dan dedek (makanan ayam) dan bunga, kurungan ayam.
Tata Cara Tradisi Mudun Lemah
Ø 7 layah di isi dengan ketan dan di atasnya di kasih bubur cadhil, satu diisi dengan bubur merah dan bubur putih dan satu di isi dengan dedek yang sudah diberi air.
Ø Ada baskom yang berisi bunga-bunga. Baskom ini buat cuci kaki Umar setelah nginjek ke Sembilan layah tadi.
Ø Jengkok di atasnya diberi tiga jarik dan beras. Umar nanti akan duduk disitu.
Ø Beras kuning dan uang receh di campur.
Ø Nampan dan kurungan ayam.


Prosesi Tradisi Mudun Lemah
Umar duduk di atas jengkok dipegangi anak perempuan yang kebetulan masih kerabat kami. Kalau anak yang mudun lemah anak perempuan maka yang memegang adalah anak laki-laki. Setelah duduk dan dipegangi Umar akan disodori nampan yang berisi macam-macam. Umar langsung pegang bus (soalnya mainan kesayangannya hehehe), uang, tasbih, juz amma, buku, kemudian baru pulpen dan bola. Saat Umar mengambil barang sambil di taruh kurungan ayam di atasnya. Setelah semua barang dalam nampan habis, Umar langsung menginjak ke Sembilan layah tadi (kakinya udah di cuci bersih lhoooo) itu juga buat syaratnya dikit-dikit kaki nyentuhnya. 

Pertama nyentuh atau mecak (bahasa Tegal debong) bubur cadhil ketan yang ada tujuh layah, kemudian bubur merah putih dan baru dedek. Setelah itu anak-anak kecil langsung berebutan mengambil bubur cadhil ketan dan bubur merah putihnya. Lalu kaki Umar di cuci dan anak-anak siap berebut uang receh yang akan disebar dengan beras kuning.
Saat ini Tradisi Mudun Lemah semakin menghilang. Biasanya saat anaknya berusia tujuh bulan hanya membagi-bagikan bubur cadhil ke saudara dan tetangga. Saya sendiri juga tadinya hanya ingin sesimple itu, tapi ya ga ada salahnya untuk mengikuti tradisi. Oiya, Tradisi Mudun Lemah ini kayaknya hampir mirip sama Tradisi Tedhak Sinten ya. sayangnya, saya sendiri belum pernah liat prosesi tradisi Tedhak Sinten. 
 Mudah-mudahan postingan ini bermanfaat ya mom’s, doakan semoga Umar sehat selalu dan jadi kebanggaan keluarga. Oiya, mom’s punya cerita tradisi yang berkaitan dengan anak?bisa share disini  jadi bisa nambah wawasan tradisi yang ada di seluruh nusantara.