Sex Education pada Anak jadi tema
parenting di pertemuan wali murid tempat umar sekolah. Biasanya parenting ini
biasa di isi oleh salah seorang mamah untuk saling sharing. Kali ini
Alhamdulillah pihak sekolah menghadirkan seorang psikolog Anak. Beliau sendiri
biasa di panggil Bu Tutu. Beliau salah satu Psikolog anak yang sangat concern
terhadap Sex Education pada Anak.
Salah satu alasan kenapa beliau sangat
concern terhadap Sex Education Anak adalah karena bahaya laten dari pornografi yang semakin meralela. Apalagi ketika kita
membahas tentang sex masih banyak
yang merasa risih, apalagi bila dihadapan anak. Padahal dalam bahasa Inggris
pun sex ini adalah pembeda jenis
kelamin.
Bu Tutu juga berbicara tentang
bagaimana banyak juga orang tua yang selalu mengganti nama alat kelamin dengan “burung”.
Padahal ada baiknya anak di ajarkan tentang nama alat kelaminnya, baik dengan
bahasa Indonesia ataupun nama ilmiah. Jangan sampai karena salah kaprah ini,
anak justru akan mencari tahu di luar. Karena hal inilah beliau sangat senang
ketika ada undangan dari sekolah Paud atau TK bahkan SD yang mengundang untuk
membahas tentang Sex Education. Karena bila sudah SMP atau SMA bisa dikatakan
sudah sangat terlambat untuk membicarakan sex
education
Tiga Tahap Sex Education pada Anak
Anak Bawah Tiga Tahun
Untuk
pengenalan Sex Education pada tahap
ini, ayah ibu bisa mengajak bicara anak saat anak mulai bisa di ajak bicara dua
arah. Jelaskan tentang organ kelamin secara sederhana kepada anak. saat kita
mengenalkan organ tubuh, jangan lupa untuk menyelipkan organ reproduksi milik
si anak. misalnya qubul untuk buang
air kecil dan Dubur untuk buang air
besar. Atau mungkin dengan bahasa ilmiah Penis dan Vagina. Jelaskan pula untuk
tidak boleh memegang alat kelamin sembarangan. Supaya alat kelamin tetap bersih
dan tidak kotor terkena bakteri.
Anak Usia 3 – 5 Tahun
Pada usia ini
pembahasan Sex Education pada anak mulai
lebih kompleks lagi. ada tiga hal yang harus di tekankan pada anak saat
membicarakan Sex Education.
·
Jelaskan Perbedaan Alat kelamin
Jelaskan perbedaan alat kelamin antara
laki – laki dan perempuan secara kasat mata. Misalnya kalau anak laki – laki ada
dua organ vitalnya, sedangkan perempuan memiliki tiga. Bila memang sang anak
masih penasaran bisa dijelaskan dengan gambar secara biologis. Bukan secara
langsung ya. gambar secara biologis mungkin anak tidak akan terlalu paham, tapi
paling tidak anak banjir pertanyaannya disalurkan dengan benar.
·
Bentuk Alat Kelamin
Hal yang paling penting juga adalah
mengenalkan alat kelaminnya. Ayah bisa menjelaskan kepada anak laki – lakinya,
begitu juga seorang ibu. Sehingga anak tidak gagal paham dengan kelaminnya. Sepele
memang, tapi hal inilah yang terjadi, makin banyak orang yang gagal paham
dengan fungsi alat kelaminnya sendiri.
·
Tekankan perbedaan laki – laki dan
perempuan
Anak mulai harus bisa dikenalkan
perbedaan anak perempuan dan laki – laki. Dan di usia ini, ada baiknya bila anak
laki – laki berhenti mandi bersama dengan ibunya. Boleh saja menjadikan mainan
sebagai pembeda anak laki – laki dan perempuan. Tetapi bukan berarti anak laki –
laki tidak boleh main boneka. Karena penting juga menumbuhkan sedikit sifat feminism
pada anak laki – laki. Sehingga kelak dia tidak akan alergi dengan pekerjaan
rumah tangga. Begitu pula dengan anak perempuan tidak ada yang salah dengan
bermain mobil – mobilan. Untuk memunculkan sifat maskulin. Kita perlu wasapada
bila sebagian mainan anak kita adalah milik lawan jenisnya. Contohnya anak laki
– laki tapi lebih banyak memiliki mainan masak – masakan daripada mainan mobil –
mobilan atau sebaliknya.
Usia
Menjelang Sekolah Dasar
Saat anak
mulai memasuki sekolah dasar, pembicaraan tentang Sex Education semakin di tekankan. Ayah dan ibu harus mulai
menekankan batasan Aurat Perempuan dan laki – laki. Kebiasaan ini yang akan
mempermudah saat akil baligh nanti. Saat anak perempuan sudah haid, maka ia
tidak akan terlalu berat lagi dalam menutup aurat, urusan haid pun bukan
sekdear aurat, tapi juga cara mandi junub dan juga cara membersihkan darah haid
di celana dalam atau baju. Salah satunya adalah membersihkan noda haid dengan
sabun mandi putih pun merupakan sex
education. Mempersiapkan anak menuju akil baligh ini akan membuat sang anak
tidak kaget dan siap dengan tanggung jawab yang baru.
Begitu
pula dengan anak laki – laki saat akil baligh. Orang tua terutama ayah sudah
harus memberikan informasi tentang mimpi basah kepada anaknya. Sehingga saat
itu terjadi sang anak sudah siap dan tidak kaget. Selain itu ada tiga hal yang
juga perlu dilakukan oleh orang tua di periode ini
·
Cara Membersihkan
Ajari anak cara membersihkan alat
kelamin dengan baik dan benar. Terus sounding anak dengan jangan sering
menyentuh alat kelamin. Karena khawatir akan adanya Masturbasi Anak. Masturbasi
Anak berbeda dengan masturbasi orang dewasa. Masturbasi anak biasanya dilakukan
karena sang anak mencari kenyamanan dengan sering memegang alat kelaminnya. Oleh
karena itu jangan lelah untuk terus mengingatkan sang anak.
·
Cara Menjaga Alat Kelamin dan Aurat
Jangan lupa pula untuk terus
mengingatkan anak tentang bagaimana cara menjaga alat kelamin dengan
membersihkan tangan dulu sebelum membersihkan alat kelamin. Menjaga dari orang
lain.
·
Cara Mengantisipasi
Banyak nya kejahatan seksual terhadapa
anak saat ini harus menjadi perhatian orang tua. ajari anak cara membela diri
bila bertemu orang yang mengganggunya. Bisa dengan berteriak, berlari ataupun
meminta bantuan orang dewasa lainnya. Ajari pula untuk tidak percaya kepada
orang yang baru di kenal.
Satu
hal lagi yang perlu diingat adalah saat anak mulai banjir pertanyaan tentang
perempuan dan laki – laki maka jawablah dengan cepat dan bahasa sederhana. Karena
bila kita menunda menjawabnya akan menghapus rasa penasarannya. Jawab lah saat
itu juga dengan bahasa yang sederhana dan pastinya tidak berbohong.
Baca juga : Tips Toilet Training
Sex Education pada Anak seharusnya bukan
lagi menjadi suatu hal yang tabu. Bahkan seharusnya rumah adalah tempat pertama
yang akan didatangi anak saat bertanya tentang perkara sex. Jangan sampai
menjadi perbincangan tabu dan sang anak mencari dari sumber informasi lainnya.
Semoga
Tahapan Sex Education pada Anak ini bisa bermanfaat buat para ayah dan
ibu sekalian. Yuk, kita mulai menjadi pendengar dan teman bagi anak – anak kita
dan menajdi sumber informasi bagi anak – anak. Mudah – mudahan tidak ada lagi
anak – anak yang menjadi korban kejahatan seksual. Amiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar