Minggu, 21 Agustus 2016

Ya Allah, Ijinkan Aku Menyusui Umar



            Kalau ada yang bertanya apakah Umar ASI Eksklusif atau tidak, saya suka bingung sendiri. Karena Umar sempat mencicipi sufor saat dia baru lahir. Tapi menurut mama saya yang penting Umar belum MPASI dini maka termasuk ASI Eksklusif. Saya tahu sebenarnya Umar bukan termasuk anak ASIX tapi tak apalah toh pada akhirnya seiring berjalan waktu justru Umar “emoh” minum sufor bahkan ASIP pun dia cenderung menolak. Mau tau ceritanya?

            Saat Umar Lahir
            Salah satu hal yang paling saya sesalkan sampai sekarang adalah kenapa dulu saya sangat percaya diri akan melahirkan normal dan tidak mencari tahu tentang melahirkan secara SC? Sampai akhirnya ternyata Umar harus dilahirkan secara SC karena saya mengalami pre Eklampsia. Kaki saya luar biasa bengkak dan berat tubuh yang obesitas dan tensi yang tiba-tiba naik. Setelah operasi saya tersadar bagaimana caranya menyusui Umar?karena saat itu perawat tidak mengijinkan IMD karena saya sendiri dalam keadaan teller dan tangan yang mati rasa.
            Saat Umar diantar ke kamar, perawat sempat bertanya apakah akan ASI atau Sufor? Pede saya bilang saya mau ASI saja. Tapi sayangnya setelah dicoba ternyata saya tidak bisa. Saya terlalu cengeng dengan rasa sakit jahitan. Duh sampai sekarang rasanya “gelo”banget. Lalu Umar pun dibawa ke ruang bayi oleh perawat karena saat itu suami kurang bisa menggendong Umar.
            Pukul dua malam (saya melahirkan jam lima sore) ada telepon dari ruang perawat menanyakan kembali apakah akan ASI atau sufor. Dengan sangat berat hati saya dan suami menyatakan sufor saja karena ASI sama sekali tidak keluar dan posisi yang sangat amat tidak nyaman. Akhirnya suami menuju ruang perawatan bayi untuk menandatangani surat ijin pemberian sufor. Saya sempat menangis merasa menjadi ibu yang paling bodoh karena kurang menyipakan ilmu tentang ASI. Harusnya saya sudah menyiapkan pompa ASI saja agar ASI keluar.
            Pagi hari saat mama datang, Umar pun diantar kembali ke ruang perawatan. Saya pun menoba kembali menyusui Umar tapi lagi-lagi gagal! Saya belum bisa sempurna miring kanan dan kiri. Sedangkan Umar pun bukan tipe bayi yang anteng sehingga sulit sekali memasukkan puting. Belum lagi kunjungan keluarga yang sedikit membuat saya stress karena tidak bisa istirahat. oiya!sampai detik itu saya belum bisa menggendong Umar!menyedihkan sekali. beruntung mama memberikan semangat dan menghibur saya bahwa sebentar lagi saya pasti bisa menggendong Umar. Dalam hati saya sempat berdoa Ya Allah, Ijinkan akumenyusui Umar. Saya janji kalau ASI keluar ga akan kasih minum Umar Sufor lagi.”
            Keesokan harinya saat perawat datang pagi hari saya mulai belajar untuk duduk. Perawat pun mengingatkan untuk terus mencoba menyusui Umar. Akhirnya saya coba untuk menyusui Umar kembali tapi sedikit kesulitan dengan infuse ditangan. Pun saya masih belum bisa merasakan sedotan dari mulut Umar. Berulang kali saya coba sampai akhirnya saya merasakan sedotan Umar. Bahagia!!! Tapi sayangnya kebahagiian itu uma sebentar karena Umar kayak ga mau menyusui dari payudara saya. Saya pun sempat melihat ada kotoran hitam di mulut Umar. Ya Allah apa saya selama ini kurang bersih dalam membersihkan putting selama kehamilan ya? saya jadi menyesal karena sempat meremehkan nasihat bidan hiks. Pada saat itu Alhamdulillah rumah sakitnya ga pelit dalam urusan makanan. Pun mama selalu menyuruh makan yang banyak agar ASI saya bisa keluar.
            Sampai hari ke tiga di rumah sakit, ASI saya sama sekali belum keluar. Sampai akhienya saya curhat sama dokter kandungan saat kunjungan. Beliau sempat kaget juga karena sudah tiga hari. Beliau sempat memijat payudara dan sedikit menekan puting saya. Alhamdulillah ada cairan bening yang keluar!!! Dokter pun menyuruh saya untuk terus sering menyusui Umar agar merangsang ASI. Akhirnya saya pun menjadi lebih semangat lagi! Suami  pun sampai membelikan vitamin agar ASI bisa lancar dan juga mencari daun katup. Semua kami lakukan agar ASI bisa lancar dan Umar tidak perlu lagi sufor.
            Drama Puting Berdarah
            Alhamdulillah ASI mulai lancar jaya walaupun entah kenapa Umar sering menangis tengah malam dan mengajak aba dan bundanya begadang. Waktu itu Umar memang masih sufor tapi hanya tengah malam saja bila saya sudah kelelahan. Karena posisi menyusui saya masih belum sempurna. Dan entah kenapa sehabis minum sufor umar lebih anteng. Padahal waktu itu saya sudah makan sayuran, minum jamu tiap pagi dan sore, dan juga susu ibu menyusui agar ASI bisa berlimpah. Rasa lelah karena kurang istirahat plus badan yang masih belum fit membuat saya menjadi stress. Bahkan pernah suatu subuh uyutnya Umar yang kebetulan datang dari jauh menyuruh saya dan suami istirahat karena semalaman begadang. Waktu itu saya sempat menangis, kecewa karena belum mengerti apa yang Umar pengin, plus lelah dengan omongan sana sini yang seakan memojokkan (mungkin hanya feeling saja saat itu, padahal maksudnya baik).
            Sampai akhirnya entah kenapa puting saya mulai merasakan sakit. Sangat sakit sampai leet dan sempat mengeluarkan darah. Kalau kata orang tua karena lidah bayi yang masih kasar. Kebetulan saudara  saudara saya juga mengalami hal yang sama. Terkadang saya sambil sholawatan agar saya tidak teriak saat menyusui Umar. Stress lagi! waktu itu Umar sudah tidak saya ijinkan untuk sufor (Umar Sufor kayanya cuman dua minggu). Rasanya waktu itu menyusui menjadi nightmare yang berkepanjangan. Sempat akan memberikan Umar Sufor lagi tapi lantas ingat janji saya waktu itu ga akan kasih Umar Sufor lagi. Tante saya yang dari Bandung memberikan nasihat bahwa obat puting retak dan berdarah itu ya ASI dan air liur sang bayi. Saya pun bertahan berusaha tahan dengan rasa sakit. Padahal waktu itu puting saya mengeluarkan darah plus ASI.
            Sampai akhirnya ada teman yang berkunjung dan tidak sengaja saya mengeluhkan tentang puting yan retak. Dia memberikan saran untuk dipompa saja dan ASi nya ditaruh di botol susu atau dot supaya saya juga bisa istirahat dan tidak stress lagi. Kebetulan waktu itu teman saya menawarkan diri untuk meminjamkan pompa ASInya yang masih bagus untukk dipinjamkan. Sampai akhirnya saya pun mulai pompa ASI dan Alhamdulillah seiring dengan istirahat yang semakin membaik, puting yang sudah membaik, ASI lancar semua bahagia.

            Alhamdulillah Umar pun ASI tanpa Mpasi sampai usia enam bulan. Tapi entah kenapa seiring berjalannya waktu Umar tidak mau ASIP lewat Dot lagi. Walaupun saya bukan ibu pekerja tapi kebetulan saya aktif di koperasi dan juga PKK sehingga terkadang harus meninggalkan Umar. Karena tidak mau ASIP bahkan seringnya ASIP terbuang percuma, kemana-mana saya selalu membawa Umar bahkan saat mengikuti beberapa lomba sekalipun. Pernah saat saya harus menghadiri pelantikan Umar terpaksa dibawa padahal waktu itu malam hari di tempat terbuka pula.
Umar ikut saat bunda lomba dakwah Fatayat

            Mungkin di luar sana ada banyak cerita yang lebih heroic tentang pejuang ASI. saya mah masih cengeng dan butuh banyak informasi lagi. Tapi walaupun begitu dalam rangka Pekan ASI Dunia dan untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi, saya akan sedikit memberikan tips penting untuk para calon ibu.
  1.  Cari tahu sebanyak mungkin tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Mom’s juga bisa bertanya kepada konselor ASI, dokter kandungan, Bidan atau aktif dalam posyandu.  
  2.     Cobalah untuk share informasi tersebut kepada orang terdekat seperti suami, orang tua ataupun mertua. Karena kebanyakan ibu muda gagal memberikan ASIX karena tidak didukung oleh orang sekitarnya. Di desa saya terkadang anak usia empat bulan sudah diberi pisang bahkan bubur. Beruntung mama saya terus mendukung untuk memberikan ASI dan tidak memberikan MPASI dini.
  3. Mulai membersihkan puting saat usia kehamilan memasuki tujuh bulan. Karena puting kita terkadang kotor dan terdapat kerak hitam. Cobalah membersihkannya dengan baby oil dan kapas atau dengan air hangat. Biasanya kapas akan menjadi kotor. Informasi ini diberitahukan oleh seorang bidan puskesmas saya melakukan ANC Terpadu.
  4. Hal yang tidak kalah penting adalah tekad yang kuat dan juga semangat pantang menyerah. 
Rasanya sudah banyak artikel yang membahas tentang manfaat ASI ya dan itu saya rasa sudah cukup menjadi alasan kenapa ASI harus diperjuangkan dan itu tidak bisa hanya dari seorang ibu, tapi juga keluarga dan lingkungan yang mendukung.
            Mudah-mudahan pengalaman tentang ASI ini dapat bermanfaat untuk kita semua ya. oiya, satu lagi yang teramat sangat penting adalah stop mom war tentang ASI vs Sufor ya mom’s. karena saya yakin hakikatnya setiap ibu memiliki alasan atas setiap keputusan yang dibuat dan pasti itu yang terbaik bagi anaknya. Mom’s sendiri ada cerita tentang ASI?

7 komentar:

  1. bahagia rasanya ya mba, begitu anak nyaman dlm dekapan kita sambil menyusu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba..apalagi butuh lebih dari 24 jam buat bisa gendong anak his..

      Hapus
  2. Hai mbaa.
    Kalau bagitu, yang penting kita mengupayakan ASI ya untuk anak mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurutku gitu mba..karena bagaimanapun jua makanan bayi ya ASI..

      Hapus
  3. Waaa umar kecilnya pasti cuby banget ya mba..
    hmm, setuju mba Nur. Memang pengetahuan ASI itu seharusnya disiapkan sejak sebelum kelahiran ya, biar ketika si dede lahir si ibu sudah siap luar dalam.
    Eh tapi saya yakin mba nur bakal jadi pejuang ASI yang lebih tangguh untuk adik umar nanti.. :-)

    BalasHapus
  4. Perjuangan jadi seorang ibu luar biasa ya, mba. semoga selalu semangat buat ngerjain banyak hal demi umar.

    BalasHapus