Kalau ada
yang bertanya apakah Umar ASI Eksklusif atau tidak, saya suka bingung sendiri.
Karena Umar sempat mencicipi sufor saat dia baru lahir. Tapi menurut mama saya
yang penting Umar belum MPASI dini maka termasuk ASI Eksklusif. Saya tahu
sebenarnya Umar bukan termasuk anak ASIX tapi tak apalah toh pada akhirnya
seiring berjalan waktu justru Umar “emoh” minum sufor bahkan ASIP pun dia
cenderung menolak. Mau tau ceritanya?
Saat Umar
Lahir
Salah satu
hal yang paling saya sesalkan sampai sekarang adalah kenapa dulu saya sangat
percaya diri akan melahirkan normal dan tidak mencari tahu tentang melahirkan
secara SC? Sampai akhirnya ternyata Umar harus dilahirkan secara SC karena saya
mengalami pre Eklampsia. Kaki saya luar biasa bengkak dan berat tubuh yang
obesitas dan tensi yang tiba-tiba naik. Setelah operasi saya tersadar bagaimana
caranya menyusui Umar?karena saat itu perawat tidak mengijinkan IMD karena saya
sendiri dalam keadaan teller dan tangan yang mati rasa.
Saat Umar
diantar ke kamar, perawat sempat bertanya apakah akan ASI atau Sufor? Pede saya
bilang saya mau ASI saja. Tapi sayangnya setelah dicoba ternyata saya tidak
bisa. Saya terlalu cengeng dengan rasa sakit jahitan. Duh sampai sekarang
rasanya “gelo”banget. Lalu Umar pun dibawa ke ruang bayi oleh perawat karena
saat itu suami kurang bisa menggendong Umar.
Pukul dua
malam (saya melahirkan jam lima sore) ada telepon dari ruang perawat menanyakan
kembali apakah akan ASI atau sufor. Dengan sangat berat hati saya dan suami
menyatakan sufor saja karena ASI sama sekali tidak keluar dan posisi yang
sangat amat tidak nyaman. Akhirnya suami menuju ruang perawatan bayi untuk
menandatangani surat ijin pemberian sufor. Saya sempat menangis merasa menjadi
ibu yang paling bodoh karena kurang menyipakan ilmu tentang ASI. Harusnya saya
sudah menyiapkan pompa ASI saja agar ASI keluar.
Pagi hari
saat mama datang, Umar pun diantar kembali ke ruang perawatan. Saya pun menoba
kembali menyusui Umar tapi lagi-lagi gagal! Saya belum bisa sempurna miring
kanan dan kiri. Sedangkan Umar pun bukan tipe bayi yang anteng sehingga sulit
sekali memasukkan puting. Belum lagi kunjungan keluarga yang sedikit membuat
saya stress karena tidak bisa istirahat. oiya!sampai detik itu saya belum bisa
menggendong Umar!menyedihkan sekali. beruntung mama memberikan semangat dan
menghibur saya bahwa sebentar lagi saya pasti bisa menggendong Umar. Dalam hati
saya sempat berdoa “Ya Allah, Ijinkan akumenyusui Umar. Saya janji kalau ASI keluar ga akan kasih minum Umar Sufor lagi.”
Keesokan harinya
saat perawat datang pagi hari saya mulai belajar untuk duduk. Perawat pun
mengingatkan untuk terus mencoba menyusui Umar. Akhirnya saya coba untuk
menyusui Umar kembali tapi sedikit kesulitan dengan infuse ditangan. Pun saya
masih belum bisa merasakan sedotan dari mulut Umar. Berulang kali saya coba
sampai akhirnya saya merasakan sedotan Umar. Bahagia!!! Tapi sayangnya
kebahagiian itu uma sebentar karena Umar kayak ga mau menyusui dari payudara
saya. Saya pun sempat melihat ada kotoran hitam di mulut Umar. Ya Allah apa
saya selama ini kurang bersih dalam membersihkan putting selama kehamilan ya?
saya jadi menyesal karena sempat meremehkan nasihat bidan hiks. Pada saat itu
Alhamdulillah rumah sakitnya ga pelit dalam urusan makanan. Pun mama selalu
menyuruh makan yang banyak agar ASI saya bisa keluar.
Sampai hari
ke tiga di rumah sakit, ASI saya sama sekali belum keluar. Sampai akhienya saya
curhat sama dokter kandungan saat kunjungan. Beliau sempat kaget juga karena
sudah tiga hari. Beliau sempat memijat payudara dan sedikit menekan puting
saya. Alhamdulillah ada cairan bening yang keluar!!! Dokter pun menyuruh saya
untuk terus sering menyusui Umar agar merangsang ASI. Akhirnya saya pun menjadi
lebih semangat lagi! Suami pun sampai
membelikan vitamin agar ASI bisa lancar dan juga mencari daun katup. Semua kami
lakukan agar ASI bisa lancar dan Umar tidak perlu lagi sufor.
Drama Puting
Berdarah
Alhamdulillah
ASI mulai lancar jaya walaupun entah kenapa Umar sering menangis tengah malam
dan mengajak aba dan bundanya begadang. Waktu itu Umar memang masih sufor tapi
hanya tengah malam saja bila saya sudah kelelahan. Karena posisi menyusui saya
masih belum sempurna. Dan entah kenapa sehabis minum sufor umar lebih anteng. Padahal
waktu itu saya sudah makan sayuran, minum jamu tiap pagi dan sore, dan juga
susu ibu menyusui agar ASI bisa berlimpah. Rasa lelah karena kurang istirahat
plus badan yang masih belum fit membuat saya menjadi stress. Bahkan pernah
suatu subuh uyutnya Umar yang kebetulan datang dari jauh menyuruh saya dan
suami istirahat karena semalaman begadang. Waktu itu saya sempat menangis,
kecewa karena belum mengerti apa yang Umar pengin, plus lelah dengan omongan
sana sini yang seakan memojokkan (mungkin hanya feeling saja saat itu, padahal
maksudnya baik).
Sampai akhirnya
entah kenapa puting saya mulai merasakan sakit. Sangat sakit sampai leet dan
sempat mengeluarkan darah. Kalau kata orang tua karena lidah bayi yang masih
kasar. Kebetulan saudara saudara saya
juga mengalami hal yang sama. Terkadang saya sambil sholawatan agar saya tidak
teriak saat menyusui Umar. Stress lagi! waktu itu Umar sudah tidak saya ijinkan
untuk sufor (Umar Sufor kayanya cuman dua minggu). Rasanya waktu itu menyusui
menjadi nightmare yang
berkepanjangan. Sempat akan memberikan Umar Sufor lagi tapi lantas ingat janji
saya waktu itu ga akan kasih Umar Sufor lagi. Tante saya yang dari Bandung
memberikan nasihat bahwa obat puting retak dan berdarah itu ya ASI dan air liur
sang bayi. Saya pun bertahan berusaha tahan dengan rasa sakit. Padahal waktu
itu puting saya mengeluarkan darah plus ASI.
Sampai akhirnya
ada teman yang berkunjung dan tidak sengaja saya mengeluhkan tentang puting yan
retak. Dia memberikan saran untuk dipompa saja dan ASi nya ditaruh di botol
susu atau dot supaya saya juga bisa istirahat dan tidak stress lagi. Kebetulan
waktu itu teman saya menawarkan diri untuk meminjamkan pompa ASInya yang masih
bagus untukk dipinjamkan. Sampai akhirnya saya pun mulai pompa ASI dan
Alhamdulillah seiring dengan istirahat yang semakin membaik, puting yang sudah
membaik, ASI lancar semua bahagia.
Alhamdulillah
Umar pun ASI tanpa Mpasi sampai usia enam bulan. Tapi entah kenapa seiring
berjalannya waktu Umar tidak mau ASIP lewat Dot lagi. Walaupun saya bukan ibu
pekerja tapi kebetulan saya aktif di koperasi dan juga PKK sehingga terkadang
harus meninggalkan Umar. Karena tidak mau ASIP bahkan seringnya ASIP terbuang
percuma, kemana-mana saya selalu membawa Umar bahkan saat mengikuti beberapa
lomba sekalipun. Pernah saat saya harus menghadiri pelantikan Umar terpaksa
dibawa padahal waktu itu malam hari di tempat terbuka pula.
Umar ikut saat bunda lomba dakwah Fatayat |
Mungkin di
luar sana ada banyak cerita yang lebih heroic tentang pejuang ASI. saya mah masih
cengeng dan butuh banyak informasi lagi. Tapi walaupun begitu dalam rangka
Pekan ASI Dunia dan untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi, saya
akan sedikit memberikan tips penting untuk para calon ibu.
- Cari tahu sebanyak mungkin tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Mom’s juga bisa bertanya kepada konselor ASI, dokter kandungan, Bidan atau aktif dalam posyandu.
- Cobalah untuk share informasi tersebut kepada orang terdekat seperti suami, orang tua ataupun mertua. Karena kebanyakan ibu muda gagal memberikan ASIX karena tidak didukung oleh orang sekitarnya. Di desa saya terkadang anak usia empat bulan sudah diberi pisang bahkan bubur. Beruntung mama saya terus mendukung untuk memberikan ASI dan tidak memberikan MPASI dini.
- Mulai membersihkan puting saat usia kehamilan memasuki tujuh bulan. Karena puting kita terkadang kotor dan terdapat kerak hitam. Cobalah membersihkannya dengan baby oil dan kapas atau dengan air hangat. Biasanya kapas akan menjadi kotor. Informasi ini diberitahukan oleh seorang bidan puskesmas saya melakukan ANC Terpadu.
- Hal yang tidak kalah penting adalah tekad yang kuat dan juga semangat pantang menyerah.
Rasanya sudah banyak artikel yang
membahas tentang manfaat ASI ya dan itu saya rasa sudah cukup menjadi alasan
kenapa ASI harus diperjuangkan dan itu tidak bisa hanya dari seorang ibu, tapi
juga keluarga dan lingkungan yang mendukung.
Mudah-mudahan pengalaman tentang ASI
ini dapat bermanfaat untuk kita semua ya. oiya, satu lagi yang teramat sangat
penting adalah stop mom war tentang ASI vs Sufor ya mom’s. karena saya yakin hakikatnya setiap ibu memiliki alasan atas
setiap keputusan yang dibuat dan pasti itu yang terbaik bagi anaknya. Mom’s
sendiri ada cerita tentang ASI?
bahagia rasanya ya mba, begitu anak nyaman dlm dekapan kita sambil menyusu :)
BalasHapusiya mba..apalagi butuh lebih dari 24 jam buat bisa gendong anak his..
HapusHai mbaa.
BalasHapusKalau bagitu, yang penting kita mengupayakan ASI ya untuk anak mba :)
menurutku gitu mba..karena bagaimanapun jua makanan bayi ya ASI..
HapusWaaa umar kecilnya pasti cuby banget ya mba..
BalasHapushmm, setuju mba Nur. Memang pengetahuan ASI itu seharusnya disiapkan sejak sebelum kelahiran ya, biar ketika si dede lahir si ibu sudah siap luar dalam.
Eh tapi saya yakin mba nur bakal jadi pejuang ASI yang lebih tangguh untuk adik umar nanti.. :-)
Perjuangan jadi seorang ibu luar biasa ya, mba. semoga selalu semangat buat ngerjain banyak hal demi umar.
BalasHapuskeren ka
BalasHapusrelaksasi ibu hamil