Hari ini saya melihat kejadian yang
luar biasa bikin hati merinding dan reflex memeluk Umar yang ada di samping. Kebetulan
sore ini anterin kanjeng mami belanja beberapa keperluan di sebuah pusat
perbelanjaan. Pas pulang Umar minta jatah es krim. Karena bawanya susah jadilah
kita makan es krim dekat pintu keluar.
Tak dinyana ada adegan yang membuat
saya beristghfar berkali – kali. Ada seorang ibu yang menyeret anaknya yang
menangis sambil setengah berlari. Berhenti sebentar dan agak membanting anaknya
ke tanah. YA Allah itu kalau jatuh kepala duluan bagaimana. Saya dan mama hanya
memperhatikan dari jauh. Sempat ingin membantu sang anak, untungnya kayaknya
masih ada saudara si Ibu membantu sang anak. Meskipun rasanya nafsu sang ibu
itu masih panas dari raut mukanya. Ah entahlah apakah itu ibunya atau bukan.
Baru kemarin saya menulis sebuah
status di facebook tentang kekerasan terhadap anak. sekarang malah saya lihat
sendiri dengan mata kepala. Saya pun bukan seorang ibu yang lemah lembut. Adakalanya
bila kepala sedang panas dan Umar rewel pasti marah – marah. Itu pun selalu ada
penyesalan di akhir. Tapi untuk memarahi dan memukul anak di depan umum
bukanlah perkara yang baik. Orang dewasa pun pasti akan sangat malu bila di
kritik atau dimarahi di depan umum. Apalagi kah seorang anak yang sedang
bertumbuh mentalnya. Apalah jadinya kalau di luar rumah orang tua dengan mudah
ringan tangan, apalagi dalam rumah area kuasa nya.
Anak – anak mungkin tidak akan pernah
bisa membalas perlakuakn kasar orang tuanya. Cubitan, tamparan, lemparan,
makian. Anak hanya bisa menangis. Tak jarang anak pula yang meminta maaf dan
kita masih saja di buru nafsu setan untuk membabi buta.
Lalu apa jadinya saat anak – anak itu
tumbuh dalam kekerasan? Jangan salahkan bila saat raga kita mulai melemah. Tangan
yang sudah tak kuat memukul, kaki yang sudah tak kuat menendang, mulut yang tak
kuat mencaci lagi justru anak lah yang kasar. Semua nya seperti lingkaran yang
tidak akan pernah berhenti.
Jadi Ayah – ibu bila lah memang tak
ada dana yang berlebihan untuk mengajak anakmu jalan – jalan, atau kah lelah
fisik dan pikiran, urungkan lah niat pergi ke luar rumah. Karena bila anakmu
tantrum, maka kesabaran lah yang dibutuhkan. Jangan pernah malu bila anak
Tantrum di depan orang lain. Yang penting hindari dari hal – hal yang
berbahaya. Banyak juga tokoh dan selebritas Nasional dan Internasional yang
santai menghadapi anaknya yang Tantrum.
Dan yang pasti kita pun JANGAN SUKA
MEMPERHATIKAN ORANG TUA YANG MENGHADAPI ANAK TANTRUM. Karena yakinlah selama mereka tidak melakukan
kekerasan terhadap anaknya secara fatal, biarkanlah itu menjadi urusan orang
tua yang sedang mendidik anaknya.
Dan please jangan suka berkomentar
pedas tentang kekerasan terhadap anak, BILA KITA SENDIRI SENAK JIDAT MEMUKUL
DAN MENCACI ANAK KITA SENDIRI.
Hari Kemerdekaan Indonesia, mudah –
mudahan anak – anak Indonesia akan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas
tanpa harus adanya kekerasan anak. Putuskan lingkaran setan itu sekarang!dan
mulai dengan DIRI SENDIRI!.
Tantrum Awal Kekerasan Terhadap Anak
Biasanya
orang tua akan emosi bila melihat sang anak sulit di kendalikan di tempat
belanja atau wisata. Atau kalau parenting jaman now bilang Tantrum. Saya sendiri
berusaha untuk tidak terlalu memperhatikan orang tua yang sedang menghadapi
anaknya yang tantrum. Karena sebenarnya saat orang lain memperhatikan justru
akan membuat orang tua merasa terintimidasi *ini saya sech. Kalau sudah begini
memang alangkah lebih baik Jangan Bawa Anak Pergi, Kalau Tidak Punya Stok
Sabar.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar