Jumat, 17 Agustus 2018

Jangan Ajak Anakmu Pergi, KAlau Tak Punya Stok Sabar



          Hari ini saya melihat kejadian yang luar biasa bikin hati merinding dan reflex memeluk Umar yang ada di samping. Kebetulan sore ini anterin kanjeng mami belanja beberapa keperluan di sebuah pusat perbelanjaan. Pas pulang Umar minta jatah es krim. Karena bawanya susah jadilah kita makan es krim dekat pintu keluar.
          Tak dinyana ada adegan yang membuat saya beristghfar berkali – kali. Ada seorang ibu yang menyeret anaknya yang menangis sambil setengah berlari. Berhenti sebentar dan agak membanting anaknya ke tanah. YA Allah itu kalau jatuh kepala duluan bagaimana. Saya dan mama hanya memperhatikan dari jauh. Sempat ingin membantu sang anak, untungnya kayaknya masih ada saudara si Ibu membantu sang anak. Meskipun rasanya nafsu sang ibu itu masih panas dari raut mukanya. Ah entahlah apakah itu ibunya atau bukan.

          Baru kemarin saya menulis sebuah status di facebook tentang kekerasan terhadap anak. sekarang malah saya lihat sendiri dengan mata kepala. Saya pun bukan seorang ibu yang lemah lembut. Adakalanya bila kepala sedang panas dan Umar rewel pasti marah – marah. Itu pun selalu ada penyesalan di akhir. Tapi untuk memarahi dan memukul anak di depan umum bukanlah perkara yang baik. Orang dewasa pun pasti akan sangat malu bila di kritik atau dimarahi di depan umum. Apalagi kah seorang anak yang sedang bertumbuh mentalnya. Apalah jadinya kalau di luar rumah orang tua dengan mudah ringan tangan, apalagi dalam rumah area kuasa nya.
          Anak – anak mungkin tidak akan pernah bisa membalas perlakuakn kasar orang tuanya. Cubitan, tamparan, lemparan, makian. Anak hanya bisa menangis. Tak jarang anak pula yang meminta maaf dan kita masih saja di buru nafsu setan untuk membabi buta.
          Lalu apa jadinya saat anak – anak itu tumbuh dalam kekerasan? Jangan salahkan bila saat raga kita mulai melemah. Tangan yang sudah tak kuat memukul, kaki yang sudah tak kuat menendang, mulut yang tak kuat mencaci lagi justru anak lah yang kasar. Semua nya seperti lingkaran yang tidak akan pernah berhenti.
          Jadi Ayah – ibu bila lah memang tak ada dana yang berlebihan untuk mengajak anakmu jalan – jalan, atau kah lelah fisik dan pikiran, urungkan lah niat pergi ke luar rumah. Karena bila anakmu tantrum, maka kesabaran lah yang dibutuhkan. Jangan pernah malu bila anak Tantrum di depan orang lain. Yang penting hindari dari hal – hal yang berbahaya. Banyak juga tokoh dan selebritas Nasional dan Internasional yang santai menghadapi anaknya yang Tantrum.
          Dan yang pasti kita pun JANGAN SUKA MEMPERHATIKAN ORANG TUA YANG MENGHADAPI ANAK TANTRUM.  Karena yakinlah selama mereka tidak melakukan kekerasan terhadap anaknya secara fatal, biarkanlah itu menjadi urusan orang tua yang sedang mendidik anaknya.
          Dan please jangan suka berkomentar pedas tentang kekerasan terhadap anak, BILA KITA SENDIRI SENAK JIDAT MEMUKUL DAN MENCACI ANAK KITA SENDIRI.
          Hari Kemerdekaan Indonesia, mudah – mudahan anak – anak Indonesia akan tumbuh menjadi manusia yang berkualitas tanpa harus adanya kekerasan anak. Putuskan lingkaran setan itu sekarang!dan mulai dengan DIRI SENDIRI!.

Tantrum Awal Kekerasan Terhadap Anak


                Biasanya orang tua akan emosi bila melihat sang anak sulit di kendalikan di tempat belanja atau wisata. Atau kalau parenting jaman now bilang Tantrum. Saya sendiri berusaha untuk tidak terlalu memperhatikan orang tua yang sedang menghadapi anaknya yang tantrum. Karena sebenarnya saat orang lain memperhatikan justru akan membuat orang tua merasa terintimidasi *ini saya sech. Kalau sudah begini memang alangkah lebih baik Jangan Bawa Anak Pergi, Kalau Tidak Punya Stok Sabar.
          .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar